Rizqi Bagus Andriyanto, Mahasiswa UIN SUKA Tampil di PON Papua XX 2021
Rizqi Bagus Andriyanto adalah mahasiswa Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta program studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum asal dari Kota Yogyakarta. Pencak silat sudah ditekuni oleh Rizqi sejak menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama namun vakum ketika masuk di jenjang Sekolah Menengan Atas. Rizqi melanjutkan studinya di Uin sunan kalijaga Yogyakarta pada tahun 2017. Rizqi mencoba untuk bergabung di UKM (Unit kegiatan Mahasiswa) Aktif di UKM Pencak silat. Tahun 2017 merupakan starting poin bagi Rizqi untuk mulai mengasah kembali skill yang pernah ditekuni bangku SMP. Memilih UKM Pencak silat karena ingin melanjutkan skill yang pernah ditekuni dan untuk ajang penyaluran hobby, namun ternyata UKM Pencak silat di Uin Sunan Kalijaga memberikan vibes yang positif akhirnya, Rizqi merasa senang dan semangat untuk latihan rutin setiap hari. Rizqi memulai prestasinya di tahun 2018, Lomba yang pertama kali diikuti agenda IPPBMM (Invitasi Pekan Perkembanan Bakat dan Minat Mahasiswa) ke 7 di Purwokerto. Rizqi dipilih sebagai atlet pencak silat seni untuk mewakili Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pengalam tersebut adalah kali pertama Rizqi mengikuti perlombaan dan dapat meraih juara 2 predikat seni ganda putra. Ujarnya “ ketika di awal saya jalani latian saya tidak mengejar nantinya saya akan menjadi atlet yang harus juara, tapi saya jadikan latihan itu sebagai kegiatan yang saya senangi saya mencintai apa yang saya kerjakan. Alhamdulillah dengan izin Yang Maha Kuasa yang melihat semua prosesnya, saya dapat sampai dititik dimana saya dapat mengikuti lomba bergengsi Tingkat Nasional yaitu PON XX Papua 2021.
Pon Papua XX 2021 merupakan perjalanan yang sangat panjang karena sebelumnya Rizqi harus melalui berbagai seleksi dari tingkat kejuaraan kota di tim Korda DIY meraih juara 1, dari kejuaraan tersebut sebagai tiket untuk lanjut lomba Pra PON Jakarta meraih juara 2. Dari Pra PON Jakarta untuk dapat lanjut lomba PON Papua hanya diambil hanya 2 orang yaitu juara 1 dan 2. Persiapan Selama 2 tahun berlatih untuk PON Papua, Rizqi menjalani karantina di UNY selama satu minggu sebelum berangkat ke Papua. Untuk karantina di Papua dilaksanakan selama 3 minggu. Pengalaman karantina di Papua memang sangat berharga, setiap atlet memiliki rasa grogi tersendiri dan ketika latihan pertama kali ketika pemanasan Rizqi mengalami jet lag yang mengakibatkan tidak sadarkan diri, mungkin karena faktor perbedaan suhu yang terlalu ekstrem dan panas. Padahal selama latihan di Jogja, Rizqi adalah salah satu atlet yng fisiknya tergolong paling prima. Hal tersebut bisa dari faktor lingkungan maupun dari psikologi atlet, karena semua kemungkinan akan terjadi diluar dugaan kita.
Poin-poin yang harus dipersiapkan ketika lomba ada dua hal yaitu fator teknis dan non teknis. Ketika faktor teknis atlet harus mempersiapkan dengn latihan yang rutin, keras, tidak memberi celah untuk bersantai ketika latihan, pola makan dan istirahat harus diatur sedemikian rupa jangan sampai pantangan dilanggar. Dari segi pola makanan dan pola hidup seperti tidur hingga larut jangan sampai dilanggar karena komponen tersebut dari masa latihan yang akan sangat berpengaruh pada kondisi fisik dan psikis atlet. Prinsip yang harus ditanamkan atlet adalah bukan ketika perlombaan di hari pertandingan, namun dari masa latihan sebetulnya sudah bisa memperediksi apakah kita akan menang atau kalah ketika bertanding, karena dari kesungguhan ketika latihan dan bagaimana kita kontrol juga disiplin pada diri kita merupakan poin terbesar yang akan menentukan kalah atau menang. Jika dari latihan kita sudah kalah dengan diri kita sendiri, kalah dalam mememrangi rasa malas diri adalah gambaran kedepan. Gambaran akan memang atau kalah ketika hari H adalah cerminan dari seberapa besar dan keras semasa latihan. Untuk cabang olahraga Rizqi yaitu pencak silat seni latihanya mulai dari subuh, dilanjutkan siang dan sore dan setelah isya latihan sedemikian panjang itu dan hanya untuk tampil durasi 3 menit untu satu kali pertandingan. Kemudian untuk faktor non teknis yang paling penting adalah kesiapan. Jika mental atlet belum siap, mau seberapa lama dan seberapa cepat latihan dan durasi pertandingan akan tetap kalah jika tidak ada kesiapan mental. Kemudian faktor hal-hal yang terjadi diluar dugaan yang tidak kami harapkan, maka dari itu dalam hal ini yang juga tidak kalah penting harus atlet lakukan adalah meminta doa, restu dan dukungan kepada orangtua, pendekar dan guru-guru. Karena doa dan dukungan in sebagai benteng dan kekuatan untuk diri kita ketika bertanding, karena di gelanggang nasional hal apapun bisa terjadi diluar dugaan kita.
Motivasi Rizqi untuk menjadi altet Nasional sebetunya di awal hanya mejalani latihan dengan senang dan sebagai ajang penyaluran hobi saja. Tapi ketika saya menjadi atlet alam bawah sadar yang mengatakan “saya adalah seorang atlet” ujar Rizqi. jadi bagaimana untuk hidup sebagai seorang atlet terus upgrade diri dengan terus berlatih. Prinsip atlet yang harus diterapkan adalah altlet harus terus berlatih bukan latihan. Karena jika latihan harus ada pelatih yang mendampingi, namun jika berlatih, sebagai altet merasa bahwa berlatih merupakan kebutuhan dan kewajiban yang harus ditanamkan dalam diri tidak perlu harus didampingi oleh pelatih. Atlet harus sadar bahwa harus terus berlatih untuk mencari apa yang dibutuhkan dan apa yang masih menjadi kekurangan. Kemudian kesiapan dan kesungguhan ketika latihan merupakan modal utama dan penentu dalam pertandingan.
Pesan untuk para atlet, untuk menjadi atlet tidaklah mudah, ketika kita berusaha untuk melawan diri sendiri. Karena ketika teman-teman yang lain masih terlelap tidur sedangkan kami sebagai atlet harus sudah bangun pagi untuk berlatih. Jangan menganggap menjadi atlet itu mudah, enak, senang dikenal banyak orang dan bangga ketika dikalungkan medali. Namun kita harus lihat kembali ke belakang proses yang dijalani jatu bangun, cedera dan latihan yang berdarah-darah. Itu semua adalah perjalanan yang harus seorang atlet pahami siap dan membutuhkan komitmen yang tinggi. Jadilah atlet yang teteg dan baqoh hati dan fisik karena semua proses itulah yang menentukan kita untuk menjadi juara.